1 Gambar objek yang ingin diberi bayangan 2. Seleksi objek tersebut. lalu ke menu effect > stylize > drop shadow 3. Aktifkan tombol preview agar kamu bisa melihat bayangan tersebut 4. Atur setting sesuai dengan kebutuhan
Hai papillonia, kalian tentu sudah tidak asing dengan anime Naruto, One Piece, atau Detective Conan. Anime tersebut dibuat dengan teknik animasi 2D atau dalam bahasa Indonesia disebut animasi dua dimensi. Tapi, apakah kalian tau teknik pewarnaan yang digunakan dalam pembuatan anime Jepang?Anime biasanya menggunakan teknik pewarnaan yang disebut cel shade. Menurut artikel yang minpaps baca di cel shade adalah gaya seni rendering non-fotorealistik yang dirancang untuk membuat grafik komputer 3D atau karya seni terlihat tiga dimensi dengan menciptakan warna datar di atas warna dasar, membuat objek terlihat tiga dimensi tapi tetap mempertahankan efek juga 5 Cara Menghasilkan Uang dari Menggambar KomikTeknik ini berasal dari media hubs yang populer di Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang. Namun pelopor gaya pewarnaan ini tentunya dari fim anime yang dibuat di Jepang. Pasalnya, banyak film anime yang didesain dengan teknik pewarnaan tersebut. Tren ini memang membutuhkan waktu untuk menjadi populer. Tetapi seiring berjalannya abad ke-21, media hub lain seperti Amerika Serikat dan Korea Selatan ikut cel shade berasal dari jenis bahan yang digambarnya, yaitu seluloid. Seluloid adalah media gambar untuk teknik gambar tradisional di Jepang. Seluloid ini secara tradisional digunakan untuk melukis dalam karya seni 2D, dan nama cel shading berasal dari pemendekan namanya. Jadi, meskipun ada beberapa orang yang menyebut teknik ini dengan nama cell shade, sebenarnya bukan seperti itu, tidak ada huruf "l" kedua pada kata cel shade. Nama tersebut memberi penghormatan kepada perajin kartun asli sejak dulu. Terutama para perajin juga Tutorial Painting Komik MadaSaat ini, teknik cel shade tidak hanya digunakan untuk anime. Banyak video game juga menggunakan teknik ini. Game pertama yang menggunakan cel shading sebagai gaya seni adalah Jet Set Radio, dan game tersebut dirilis pada awal tahun 2000-an oleh from adalah langkah berani yang dilakukan oleh para desainer game. Tetapi trennya pasti bertahan hingga saat ini, dan banyak perusahaan mengikutinya. Game lain yang juga menggunakan teknik ini adalah Dragon Ball FighterZ, Gran Blue FantasyVersus, Guilty Gear Series, The Legend of Zelda Wind Walker, Mad World, dan cukup sekian penjelasan minpaps soal gambar digital dengan teknik cel shade. Untuk yang ingin menekuni digital coloring, tentu perlu peralatan gambar ya. Peralatan gambar digital bisa menggunakan pen tablet maupun pen display. Kalau mau alat gambar digital harga murah bisa pakai pen tablet. Harga pen tablet di Papillon Pen Tablet Store ada yang harganya 400 ribu-an lho. Cara instalasi pen tablet mudah, ukurannya kecil, asik dibawa ke kalau kamu mau yang lebih nyaman, gunakan pen display. Dengan pen display, gambar langsung muncul di layar tablet, jadi terasa lebih real kaya gambar manual di atas kertas. Pen display Huion Kamvas 13 dan Wacom One Cintiq merupakan pen display best seller di Papillon Pen Tablet bisa coba teknik cel shade ini untuk gambar ilustrasi yang kalian buat. Terus berkarya dan tingkatkan skill kalian ya...Penulis Meta Hadiani MENGENAL TEKNIK PEWARNAAN CEL SHADE Reviewed by alfa robbi on Monday, January 11, 2021 Rating 5
Pembuatangambar ilustrasi dapat dilakukan dengan cara manual maupun menggunakan teknologi digital. Adapun teknik yang digunakan adalah teknik kering dan teknik basah. 1. Teknik Kering Mengutip buku Seni Budaya terbitan Kemendikbud (2014), menggambar ilustrasi dengan teknik kering maksudnya adalah tidak perlu menggunakan pengencer air atau minyak.
Digital painting adalah hal yang tricky. Kita mendapat software yang tepat dan kita dengan segera bisa mulai menggambar. Setiap tool, bahkan yang paling keren bisa kita miliki. Semua warna sudah tersedia, tidak perlu repot mencampur warna lagi. Jika kita sudah menguasai media tradisional dengan baik, hal itu tidak akan menjadi hal yang sulit, kita hanya perlu mencari tool favorit kita. Namun apabila kita adalah pemula dalam media tradisional dan digital, ini bisa menjadi mimpi buruk, namun ironisnya hal ini selalu menjadi impian semua orang langsung belajar media digital!Rumitnya Photoshop sebagai media digital painting sebenarnya justru diakibatkan oleh berbagai kemudahan yang ditawarkan, tersedia set brush, warna, penghapus dan Undo. Ketika kita memulai painting dan terlihat kurang bagus, kita akan mencari tools lain untuk membuatnya lebih baik. Begitu banyak tools yang tersedia! Kita mencoba semuanya satu satu dan berharap “keajaiban” terjadi. Keajaiban ini berarti kita telah membiarkan photoshop menggambar untuk kita dan kita tidak memiliki kontrol terhadap photoshop, namun bagi seorang pemula “keajaiban” ini masih terlihat lebih baik daripada apa yang mereka bisa saat ini. Hal ini mendorong mereka segera memulai painting dengan cukup mengandalkan photoshop dan berharap suatu saat menjadi masterpiece. Seorang digital painting artist profesional yang kita kagumi memang menggunakan photoshop untuk menghidupkan ide mereka, namun mereka menggunakannya sebagai tools bukan mesin pencipta art. Jadi apa bedanya? Profesional membayangkan sebuah efek dan membuat program melakukannya. Pemula menginginkan program melakukan sesuatu untuk mereka dan apabila mereka puas, mereka akan memakainya. Apakah opsi kedua terdengar familiar? Jika iya, teruskan baca. Dalam artikel ini, kita akan mengembangkan 10 aspek berbeda dalam alur kerja kita sehingga kita menjadi artist Photoshop yang memiliki pemahaman yang baik. Dengan 10 tips sederhana ini, kita akan mengerti kesalahan yang mungkin menghambat kemajuan kita selama ini. Catatan masalah yang dijelaskan di sini berlaku pada situasi di mana artist memperoleh hasil efek dengan “tidak sengaja” sementara mereka berharap painting yang realistik. Hal ini bukan sebuah ketidaksengajaan apabila kita merencakanannya. 1. Ukuran kanvas yang salah Memulai painting adalah hal yang sangat mudah. Mulailah dengan opsi File > New, atau bisa menggunakan pintas Control-N. Terlihat sangat mudah hingga sering diabaikan. Ada 3 masalah yang sering terjadi. 1. Canvas yang terlalu kecil. Apabila benda disusun oleh atom, maka painting disusun oleh pixel. Berapa sesungguhnya pixels yang kita butuhkan untuk menggambar yang detail? 200×200? 400×1000? 9999×9999? Kesalahan awal adalah menggunakan canvas seukuran montior yang kita gunakan, padahal kita tidak tahu seberapa besar resolusi yang digunakan orang-orang yang akan melihat artwork kita. Artwork di bawah ini dibuat dalam resolusi 1024×600 dan terlihat makin kecil pada ukuran monitor yang makin besar sampai dengan ukuran 1920×1200 gambar ke-5. Pada monitor terbesar, resolusi gambar akan pecah ketika diperbesar. Apabila gambar kita dilihat melalui smartphone, biasanya smartphone memiliki pixel yang dipadatkan dalam layar yang kecil. Akan terlihat perbedaan seperti di bawah ini Ukuran sama, resolusi beda Ukuran beda, resolusi sama. Apa artinya? Artwork yang telah kita buat seukuran monitor kita akan memiliki kemungkinan terlihat kecil pada monitor orang lain Hal lain yang perlu diperhatikan adalah detail. Dengan resolusi yang terlalu kecil kita akan kesulitan mengerjakan bagian dengan detil karena tidak ada pixel yang cukup tersedia. Salah satu triknya adalah ketika kita membuat painting obyek kecil dalam resolusi besar, ingatlah bahwa obyek yang tidak detail akan terlihat menarik dalam ukuran kecil/dilihat dari jauh akan menarik dan terlihat sebagai sebuah obyek yang terencana. Resolusi yang besar membuat kita bisa memperbesar tampilan hingga pada detil yang paling kecil. 2. Kanvas yang terlalu besar. Apakah ini artinya kita harus selalu menggunakan resolusi besar untuk mendapatkan keleluasaan? Secara teori memang benar demikian, namun pada prakteknya tidak selalu perlu dan bahkan tidak memungkinkan. Makin besar resolusi makin banyak pixels yang ada di dalam stroke yang kita gunakan dan makin berat komputer kita bekerja, apalagi jika kita menambahkan pressure levels dengan variable flow. Kita perlu sebuah komputer yang powerful agar resolusi besar bisa dikerjakan dengan nyaman. Resolusi yang besar akan mendapatkan detil yang sangat tinggi. Berlawanan dengan pemahaman seorang pemula, sebenarnya tidak semua painting harus detil. Bahkan saat kita mengerjakan painting realistik, kita bisa mengabaikan beberapa informasi dalam sebuah obyek dan tidak perlu membuatnya detail – apa yang kita lihat dalam kenyataan tidak akan pernah seperti foto. Saat kita menggunakan resolusi yang makin besar, kita akan tergoda untuk menambahkan beberapa detail di sana sini karena memang memungkinkan. Akan ada banyak level detail yang akan dikerjakan, namun kita akan banyak menggunakan satu tema brush atau elemen lain yang seragam dalam satu artwork. Jika kita ingin painting dalam waktu yang cepat, misalnya obyek dengan detail bulu, jangan menghabiskan waktu terlalu banyak untuk bagian hidung dan mata,- atau hal itu akan membuat painting terlihat tidak konsisten dan nampak tidak selesai. 3. Hasil akhir gambar kita yang terlalu besar Misalnya kita telah menemukan resolusi yang tepat untuk painting kita, perhatikan resolusi dari obyek yang kita buat. Mungkin kita perlu banyak pixel untuk membuat gambar kita detail, namun jarak yang jauh juga akan membantu gambar menjadi lebih detail. Seperti contoh di bawah ini Detail yang mungkin bisa mengganggu pada painting dengan resolusi tinggi….. … dengan resolusi yang tepat, kita bisa menyingkirkan “yang tidak detail” melalui ukuran obyek yang lebih kecil. Sebelum menyimpan hasil final gambar kita, kita akan me-resize-nya. Tidak ada ukuran pasti, sesuaikanlah dengan kebutuhan kita. Aturannya adalah makin banyak detail makin sedikit detail yang akan hilang apabila disimpan pada resolusi tinggi. Apabila gambar kita bergaya “sketchy” akan terlihat lebih bagus disimpan dalam versi yang lebih kecil. Untuk mempelajari hal ini kita bisa melihat resolusi yang digunakan artist-artist favorit kita ketika memposting karyanya. Satu hal lagi, saat meresize gambar kita, cek algoritma yang terbaik. Beberapa akan membuat gambar kita terlihat lebih tajam yang mungkin tidak kita inginkan. Gunakan resolusi untuk cetak Apabila kita menghendaki painting kita untuk dicetak sebagai poster, ukuran yang cukup ideal adalah dengan menggunakan ukuran yang tersedia di photoshop, A3 dengan resolusi 300dpi. Resolusi cukup detail dan masih bisa diperbesar saat dicetak. Komputer juga tidak mendapat beban yang terlalu besar ketika mengerjakannya dengan penggunaan layer yang bijaksana tentunya. 2. Memulai dengan background putih “Apa salahnya dengan dasar putih? Bukankah ini terlihat netral dan seperti kertas?” Masalah sebenarnya adalah karena tidak ada warna “netral”. Ketika dua warna bertemu maka akan muncul peran kedua warna satu sama lain. Putih + warna A, warna A akan nampak lebih “gelap”. Apapun tujuan kita, apabila kita menggunakan dasar putih maka kita akan cenderung menggunakan warna-warna yang lebih gelap. Mari kita lihat perbandingannya Derajat gelap yang sama terlihat relative lebih terang pada dasar yang berbeda. Pada media tradisional kita menggunakan dasar putih karena secara teknis lebih mudah untuk memberikan warna gelap pada dasar terang, namun tidak akan terjadi hal sama dengan media digital. Bahkan kita bisa memulai dengan warna dasar hitam dan itu adalah ide yang sama buruknya dengan menggunakan dasar putih. Warna paling netral adalah 50% gray 808080 Mengapa? Warna dasar mempengaruhi cara kita melihat warna lain. Pada dasar putih, warna gelap akan terlihat lebih gelap, dan kita akan sering menghindarinya. Sebaliknya dengan dasar hitam, warna terang akan cenderung kita hindari. Hasil pada kedua kasus tadi adalah gambar kita memiliki kontras yang lemah dan saat kita menambahkan warna lain pada background. Di bawah ini bisa kita lihat buktinya Gambar ini dibuat dengan dasar hitam, ketika akan menambahkan warna cerah terlihat sangat kontras. Artist yang telah berpengalaman biasanya menggunakan warna apa saja saat memulai painting dan membuat yang terbaik. Namun apabila kita merasa kurang percaya diri dengan teori warna, mulailah dengan warna-warna netral. 3. Hindari kontras yang terlalu kuat Mata kita mudah tertipu. Tentu saja, kadangkala persepsi kita tentang terang dan gelap akan terganggu oleh buruknya kualitas monitor kita. Jika kita menggunakan laptop, mungkin kita akan mendapati kontras yang berubah-ubah saat kita menggeser derajat layar kita. Bagaimana kita mencapai kontras yang sesuai apapun monitor yang kita gunakan? Sebagus apapun monitor kita, menatap terlalu lama pada monitor kerja kita akan membuat persepsi kita berubah. Jika kita merubah shadingnya pelan-pelan, kontras akan terlihat bagus karena lebih baik dari shading sebelumya. Obyek di bawah ini akan keliatan menarik …. dan kita menyadari sampai kita membandingkan dengan gambar yang lebih kontras. Siapa tahu, ketika kita bandingkan satu dan yang lainnya, persepsi kita terhadap kontrasnya mendadak berubah. Photoshop memiliki sebuah tools yang membantu dalam situasi seperti ini. Tool Levels dengan fitur histogramnya membantu menunjukkan berapa banyak shade yang kita miliki dalam artwork kita. Kita bisa membuka tool Levels pada opsi Image > Adjustments > Levels atau dengan jalan pintas Control-L. Bagaimana cara kerjanya? Lihat pada contoh berikut Hampir seimbang jumlah putih, hitam dan midtone Hanya warna hitam dan warna midtone gelap Hanya putih dan warna midtone terang Hanya hitam dan putih tanpa warna menengah sama sekali Can you read it from the histogram? Kita bisa merubah level dengan cara seperti di bawah ini, Kita akan mendaptkan bentuk histogram yang ideal untuk artwork kita. Histogram menunjukkan di mana banyak area midtones di artwork ktia dan juga apakah artwork kita kekurangan gelap dan area terang. Apapun yang kita lihat, itulah yang komputer katakan. Memang tidak ada resep sempurna untuk levels semua tergantung aspek konsep lighting artwork kita, namun apabila tidak ada sama sekali area gelap dan terang merupakan tanda bahwa artwork kita valuenya tidak bagus. Bandingkan ketika kita menggeser slider kontras berubah membaik, namuk blending painting kita jadi nampak tidak bagus karena sekarang gambar tersebut kekurangan midtones, namun hal itu tidak sulit untuk diperbaiki. Adakah cara untuk menggunakan shading dengan benar dari awal? Ada cara yang akan membantu waktu kerja kita, yaitu dengan menggunakan lebih sedikit shading warna gelap, terang, midtone dan satu warna dengan sedikit putih dan hitam. Untuk mulai mengerjakannya, sebelum memulai painting buatlah rencana pencahayaan dalam sebuah bola Gambar sebuah lingkaran dan blok dengan warna paling tua namun bukan warna hitam. Tambah midtone. Tambahkan shade yang lebih terang hindari warna putih. Tambah 2 midtone di antaranya. Tambahkan sedikit putih dan hitam. Kita bisa melihat letak masing-masing shading dalam histogram. Saat kita menggabungkannya kita bisa melihat apa yang terjadi pada bola tersebut. Gunakan bola ini sebagai swatches shading dan setelah itu kita bisa memulai blending. Jika kita blend bola tersebut kita akan mendapatkan histogram yang sempurna. Bandingkan kedua gambar ini, di mana satu gambar telah diubah kontrasnya dan memerlukan blending ulang. Dengan hanya menaikkan kontras tidak akan cukup membuat gambar kita memiliki shading yang sempurna karena semua area shading akan mengalami perubahan. 4. Brush yang terlalu ribet dan ukuran stroke yang besar. Kita sering berharap brush akan membantu kita menciptakan masterpiece dengan cepat sementara stroke yang kecil sangat menguji kesabaran kita. Saat kita bandingkan media tradisional dan digital kita akan melihat bagaimana media digital penuh dengan ribuan variasi brush, sementara media tradisional hanya menawarkan brush yang sama untuk kita gunakan. Di sinilah permasalahannya, dengan terbatasnya brush kita akan belajar mengendalikan brush tersebut. Artist pro lebih sering menggunakan brush simple dalam bekerja dan kemampuan mereka semakin meningkat dengan detail yang makin rumit. Brush yang kompleks akan membuat kita malas dan menghambat kita untuk mencapai sebuah hasil dari proses yang kita ciptakan dari penguasaan kita terhadap brush tersebut. Saat memulai digital painting, wajar sekali kita ingin belajar secepat mungkin, kita ingin hasil, sekarang! Custom Brush adalah jawaban untuk keinginan itu. Kita ingin painting bulu, tersedia brush bulu, banyak sekali brush custom tersedia untuk didownload. Custom Brush tidaklah buruk dan memang sangat berguna. Masalah terjadi ketika kita menjadikan custom brush sebagai “dasar kemampuan” kita. Sebenarnya, apa yang harus kita lakukan adalah mencoba memahami bahwa untuk menggambar bulu – misalnya kita tidak harus menggambar satu persatu helai. Kita belajar bahwa apa yang kita lihat tidak sesuai dengan juga belajar apa yang nampak dan ingin kita buat tidak seperti yang kita pikirkan. Tapi kita seringkali tidak melakukan itu, malahan kita menyerah setelah berusaha menyelesaikan 1 helai bulu dan segera mencari sustom brush bulu yang sesuai. Senang sekali akhirnya menemukan brush yang sesuai di internet, dan kita lanjutkan painting kita. Hal ini sangat mudah membuat ketagihan, dan ini membuat kita berhenti belajar sama sekali dan lebih memilih mengunduh semua trik selama memungkinkan. Nhah bandingkan dengan media tradisional, bagaimana mengatasi hal ini? Jawabannya sederhana – hal yang sama yang akan kita lakukan ketika tidak ada custom brush. Apabila kita ingin berkembang kita harus menghentikan kebiasaan seperti ini, singkirkan brush ribet dari koleksi kita. Bertahanlah dengan sedikit brush simple dan itu akan memberikan banyak pelajaran berharga. Janganlah mencari jalan pintas ketika kesulitan muncul. Gambar di atas tidak menggunakan custom brush. Menjadi terlalu besar. Kesalahan umum lain yang sering terjadi adalah ukuran stroke yang terlalu besar. Lagi-lagi karena ketidaksabaran menghadapi proses. Aturannya adalah 80% proses painting akan menyita 20% waktu yang kita gunakan. Artinya di mana kita mulai membuat skets, line art, bloking dan shading simpel, maka kita akan membutuhkan 80% waktu lagi untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan kita. Jika kita telah melewati 2 jam sketching dan membuat shading simple, maka masih akan ada 8 jam untuk menyelesaikan artwork kita. Tragisnya, dalam 8 jam tersebut seringkali progresnya sangat lambat dibanding 2 jam pertama. Menyedihkan ya? Kita bisa lihat contoh di bawah pada awalnya proses gambar relatif cepat dan akan melambat di pertengahan dan beberapa gambar terakhir dengan perbedaan yang halus dikerjakan dalam waktu yang lebih lama. Di titik mana kita harus berhenti ya? Ini dia masalahnya, ketika gambar kita mendekati selesai, kita akan merasa dorongan untuk segera menyelesaikan dan melihat hasil akhirnya. Justru, di sinilah kita sebenarnya memulai. Mungkin ada yang bilang “Saya akan berhenti di gambar ke-4 di atas”. Di sinilah apa yang dirasakan oleh artist profesional yang akan mencapai titik ke-12, bahwa mereka menilai bahwa proses yang lambat dan dengan detail yang terlihat beda tipis itulah yang memiliki kontribusi 80% pada hasil akhir. Solusinya cukup sederhana, jangan pernah berhenti ketika kita masih banyak menggunakan stroke berukuran besar kecuali speed painting. Stroke besar digunakan pada awal painting, pada 20% bagian proses. Gunakan stroke besar untuk bloking, mengatur area lighting, menambah area warna yang luas, dan mulailah pelan-pelan menggunakan stroke yang kecil dalam kanvas yang di-zoom in. Pada umumnya makin bnayak tempat area gambar kita bersentuhan dengan brush dan makin banyak kita merubahnya, seperti menambah beberapa detail kecerahan dengan stroke kecil, painting kita akan semakin terlihat halus. Hal yang bisa dipelajari dari hal ini adalah, karena 80% painting yang kita kerjakan tadi hanya berperan kecil pada hasil akhir, kita bisa melakukannya dengan lebih santai dan simpan energi kita untuk fase-fase akhir painting kita. Ingat “Tidak semua painting harus diselesaikan hanya karena kita telah memulainya”. Dengan menyingkirkan hal-hal yang tidak kita yakini, kita bisa menyimpan waktu kita yang telah terbuang. 5. Menggunakan terlalu banyak warna Artist tradisional tidak memiliki koleksi warna sebanyak digital. Mereka harus belajar bagaimana menciptakan warna sesuai keinginan mereka. Bagaimana mencampur agar mendapat efek yang diinginkan. Sepertinya ini sangat tidak nyaman, namun ini adalah sebuah anugrah karena mereka mau tidak mau harus belajar tentang teori warna. Kita sebagai artist digital pemula memiliki semua warna yang kita inginkan, dan ini menjadi seperti beban buat kita…. Kita tidak bisa memahami warna dengan perasaan. Kita memang tidak memerlukannya dalam kehidupan sehari-hari, namun kita sebaiknya mengubah cara pandang kita tentang hal ini. Kita tidak bisa mengandalkan intuisi kita karena bukan seperti itu cara memahami warna. Kita harus memahami konsep warna yang berhubungan dengan 4 hal penting ini Hue, Saturation, Brightness, and Value. Warna tidak bisa berdiri. Warna berdiri karena aspek-aspek lain. Sebagai contoh, jika kita menginginkan warna terang, atau menurunkan kecerahan warna dasar. Merah disebut warna hangat, menjadi dingin tergantung dari nuansa di sekitarnya. Bahkan saturasi warna juga bisa berubah karena aspek lain yang berhubungan. Bahkan derajat warna bisa berubah karena nuansa warna di sekitarnya. Hal ini sangat penting di dalam painting seperti halnya dalam dunia desain. Seorang pemula yang tidak memahami teori warna ini akan mengisi sketsnya dengan warna yang acak. Mereka memilih biru, kemudian menambahkan hijau, tanpa menyadari bahwa ada banyak warna kehijauan dan kebiruan yang sebenarnya bisa mereka pilih. Beginilah pemula melihat warna Blues Muddy blues Grays Blacks Tapi……mengapa banyak sekali gradasi? Apakah benar-benar bermanfaat? Jawabannya adalah TDAK. Yang perlu kita pahami adalah dari mana mereka berasal dan apa gunanya. Lihat bagaimana seorang profesional melihat pilihan warna Desaturated blues Saturated blues Bright blues Dark blues Rumit? Mungkin, tapi itu bukan alasan untuk mengabaikannya. Apabila terlalu membingungkan, cobalah painting grayscale. Grayscale membantu kita memahami tentang lighting, shading dan blending. Sill ini akan sangat berguna sekali di masa depan. Lebih jauh lagi, warna adalah “pemanis” bagi artwork kita. Artwork kita bisa jadi “manis” namun kita tidak bisa membangun artwork dari warna itu sendiri. Tidak ada berapapapun jumlah warna yang bisa membuat gambar kita bagus? 6. Picking warna langsung dari referensi. Sangat sulit untuk menahan godaan ini. Hal ini sangat dimengerti. Namun untuk mempelajari digital painting, kita harus mengerti dengan baik tool eyedropper yang digunakan untuk “meminjam” warna dari referensi. Mengapa sangat penting? Pemula bisanya menggunakan warna orange pucat atau pink untuk kulit. Sepertinya jelas, tetapi hasilnya jauh dari kesan alami. Walaupun kita menggunakan referensi, ceritanya akan berbeda, hampir setiap pixel memiliki gradasi yang berbeda, tidak hanya pink-kita bisa menemukan merah, kuning, oranye, keunguan, kehijauan dan biru. Saturasi dan kecerahan berubah tapi hasilnya sama sekali tidak seperti yang diinginkan. Ketika kita mengambil sampel warna, gambar kita seperti mendapatkan nyawa baru. Jangan sampai kita tidak belajar apapun dari proses ini. Pelajaran kita dapatkan adalah seperti halnya tracing, kita tidak bisa mengulang hal yang sama saat tracing, demikian juga saat kita picking warna yang keren dan kita tidak akan bisa mengulang prosesnya lagi. Prosesnya memang mengesankan, tapi kita tidak mendapatkan kredit dari hal itu. Ada satu hal penting lagi, picking warna bisa menghambat kemajuan kita. Seperti halnya kita “membeli” 1 set warna tanpa kita tahu bagaimana membuatnya. Sebenarnya kita telah memiliki color wheel dengan slider yang bisa kita gunakan dengan bebas untuk menciptakan warna kita sendiri. Agar kita bisa memiliki skill yang memadai untuk menciptakan sebuah warna yang sesuai, kita harus belajar melihat warna dengan baik. Lihatlah obyek di sekitar kita dengan cermat, bagaimana obyek itu memiliki hue, saturasi, kecerahan. Terus menerus menggunakan eyedropper akan menghambat proses belajar kita. Gambar di atas adalah studi dengan referensi tanpa menggunakan eyedropper. Bagi artist pemula disarankan memilih obyek sederhana pada awal-awal studi. 7. Menambahkan warna pada gambar grayscale tanpa value yang benar. Gambar di bawah dibuat dengan teknik grayscale dan diwarnai dengan mode blending Color, Multiply dan Overlay. Saat gambar ini dibuat timbul beberapa masalah saat menambahkan warna kuning di bagian yang terang Pada versi grayscalenya terlihat bahwa hijau dan kuning sama-sama gelap. Pada kenyataannya, secara natural cahaya tidak bekerja seperti ini. Sebagai pemula, banyak yang mempercayai bahwa semua warna memiliki kecerahan yang seragam, demikian juga bayangan memberikan efek gelap yang sama. Itulah kenapa teknik grayscale lebih nyaman karena kita bisa lebih fokus ke shading dan menambahkan warna belakangan. Sayangnya prosesnya tidak semudah itu dan perlu pemahaman yang lebih dalam lagi. Satu hal adalah warna memiliki tingkat kecerahan yang tidak tergantung pada adanya lighting. Saat kita mengabaikannya, mengakibatkan warna yang kita hasilkan menjadi kusam. Warna yang kita tambahkan pada gambar grayscale kita bukanlah bagian penting dari artwork itu sendiri. Kita lihat bahwa value lebih penting dari warna dari contoh di bawah ini Kedua gambar kepala mendapatkan warna yang sama dengan mode “colors”. Perhatikan bahwa value lebih penting dari pada warna itu sendiri. 8. Shading dengan Dodge dan Burn Tools Dodge dan Burn tool adalah alat yang sering digunakan oleh pemula. Kedua tool ini dipercayai sebagai bagian dari tool untuk painting. Kita hanya perlu warna dasar dan memilih area yang ingin kita beri shading. Sisanya akan diselesaikan oleh tool dan kita tidak akan berperan sama sekali…jadi kita bukanlah bagian dari proses tersebut. Tidak sepertiyang kita pikirkan, kedua tool tersebut hampir tidak berguna dalam painting. Sebagai pemula kita sebaiknya menghindarinya. Keduanya bukan “shading tool” Dodge tool bukan untuk menambah light dan burn tool bukan untuk menambah shadow. Walaupun hasilnya kadang memuaskan juga saat kita mulai digital painting. Permasalahan bukan pada tool tapi pada kesalahan dalam memahami shading itu sendiri. Sebagai pemula, obyek sering dianggap memiliki warna sama yang akan berubah makin gelap di bawah bayangan dan makin terang ketika terkena cahaya. Mungkin hal itu masih berlaku untuk gambar cell shading atau gambar kartun, walaupun begitu itu hanyalah jalan pintas mempercepat proses produksi artwork. Mengapa kita tidak bisa menggunakan 2 tool tadi? Teknik tersebut akan menghambat kemajuan kita. Shading adalah sebuah hal kompleks. Tidak terbatas oleh “membuat lebih terang dan membuat lebih gelap” Photoshop diciptakan untuk bekerja buat kita, bukan sebaliknya kita bekerja untuk photoshop. Teknik yang akan membuat obyek shading menjadi flat. Seberapapun banyaknya tekstur yang kita tambahkan akan sia-sia. Seperti cara kerja brush yang besar, kita tidak akan bisa menggunakannya untuk menyelesaikan artwork kita. Teknik ini akan mengacaukan warna itu sendiri. Warna seharusnya tergantung pada lingkungan sekitar cahaya langsung dan cahaya ambient, kedua tool tesebut akan memperlakukan semua obyek dengan sama. Contoh gambar di kiri menggunakan shading dengan dodge dan burn tool sementara di sebelah kanan menggunakan teknik pemahaman warna yang benar. Shading dengan hitam dan putih Teknik ini menggunakan hitam sebagai bayangan dan putih sebagai terang dalam shading. Hal ini berawal dari anggapan bahwa setiap warna berawal dari hitam sebagai warna tergelap dan putih sebagai warna paling terang. Anggapan ini mungkin benar, namun hanya berlaku pada foto yang mengalami over dan under exposure. Kita selalu mencari tips paling sederhana dan mudah diingat tentang gelap terang ini, yang paling mudah diingat. Warna lebih kompleks dari hal ini dan hanya akan berlaku pada gambar grayscale. Shading yang monoton dan tidak variatif Masalah berikut yang bisa terjadi saat membuat shading adalah berapa sebenarnya warna yang digunakan dalam shading. Contoh gambar di bawah, warna jingga sebagai warna gambar karakter, kuning sebagai warna terang dan biru sebagai warna gelap/bayangan. Sumber cahaya adalah warna kuning dan warna ambien adalah warna biru dari langit. Teknik ini membuat shading menjadi lebih menarik dibandingkan penggunaam hitam dan putih. Tapi apakah ini cukup? Hanya dengan menggunakan 3 warna, hasil yang kita dapatkan belum cukup natural. Seperti yang kita tahu, setiap benda memantulkan cahaya yang sulit diprediksi. cahaya memantul pada semua permukaan termasuk obyek 3D yang kita kerjakan. Warna langit yang terpantul bisa berubah menjadi kehijauan karena pengaruh warna rumput. Lihat gambar di bawah dengan shading yang variatif. Gunakan brush dengan stroke yang besar untuk membuat warna lebih mencampur. Gunakan stroke kecil untuk membuat kesan bertekstur. 9. Blending dengan Soft Brush Ada 2 metode yang dikenal saat memulai belajar digital painting, keduanya didesain untuk mendapatkan hasil yang cepat Blending dengan soft brush Blending dengan Smudge/Blur Tool Seperti yang kita ketahui, hasil yang cepat sebenarnya membuatnya tidak sepenuhnya terkontrol. Stroke yang besar membuat obyek menjadi flat dan tidak natural. Bahkan ketika ditambahkan tekstur tetap tidak akan membantu. Teknik seperti ini hanya bagus digunakan pada fase awal-awal painting. Jika kita menginginkan mendapatkan tekstur yang bagus dan natural, gunakan brush yang lebih solid dengan flow control Pen Pressure. Pilihan brush seperti ini membuat kita bisa mengontrol jumlah warna yang kita inginkan. Dengan atribut ini, kita bisa mencampur 2 warna menggunakan tekanan yang berbeda saat menggoreskan kuas. Jika kita ingin tekstur lebih smooth, gunakan pick color untuk meratakan warna di area perbatasan warna. Untuk tekstur yang lebih kuat, gunakan textured brush jika perlu. Blending di awal fase ini jangan terlalu menyita waktu kita, masih banyak waktu yang akan kita pakai pada proses berikutnya. Nanti ktia bisa menggunakan brush yang lebih kecil dan bertekstur untuk blending. Tidak perlu menggunakan smudge tool, soft brush, hanya menggunakan eyedropper dan hard brush dengan variable flow. Ingat, blending tergantung dari tekstur permukaan, sehingga kita tidak bisa menggunakan cara yang sama untuk semua material. 10. Menggunakan tekstur 2D untuk mendapatkan bentuk 3D Photo textures adalah cara paling ampuh membuat gambar terkesan keren yang sering digunakan saat mulai belajar painting. Ketika warna dan shading justru membuat obyek terlihat halus seperti plastik, photo textures mungkin bisa menolong, atau malah bisa membuatnya lebih buruk? Lihat contoh berikut. Obyek harus diberikan shading sebelum ditambahkan tekstur. Bagian paling sulit karena obyek kita tidak sepenuhnya dishading. Tekstur bisa kita dapatkan dari internet atau dari photoshop. Di bawah ini adalah contoh tekstur dari photoshop “inverted Screen Door”. Jika kita mengganti mode blend dengan overlay, kita akan melihat beberapa bagian menjadi lebih terang. Mungkin bisa membuat gambar lebih bagus ketika beberapa shading ikut berubah karena mode ini, tapi ini tidak sepenuhnya bisa kita kontrol. Walaupun overlay bukan mode blending terbaik, namun bisa menjadi panduan untuk melihat sejauh mana tekstur sesuai dengan keinginan kita. Pola tekstur harus sesuai dengan kontur obyek, karena itu kita perlu menyesuaikan konturnya dengan cara berikut Menggunakan Free Transform Tool Control-T pada Warp mode Filter > Liquify Edit > Puppet Warp Untuk bentuk bulat bisa menggunakan Filter > Distort > Spherize Sebelum menggunakan Puppet Warp Setelah menggunakan Puppet Warp Mode Overlay menaikkan kecerahan pada bagian yang tercover area putih. Kita bisa menggunakan multiply yang akan menghilangkan area putih pada tekstur namun akan membuat area grey lebih gelap dari yang kita inginkan. Untuk kita kita bisa mengatur transparansi dari blending yang kita butuhkan. Klik 2 kali pada layer dan muncul jendela sebagai berikut untuk mengatur transparansi. Tahan Alt untuk “memecah” slider dan mendapatkan opsi gradual effect tambahan. Di sini kita harus memahami apa tekstur itu sebenarnya. Tekstur adalah sebuah “pola kasar” pada permukaan obyek. Tekstur adalah kasar lembutnya sebuah permukaan. Apabila sinar mengenai permukaan, sinar itu akan memantul dengan beragam. Jika permukaan kasar, pantulan cahaya akan membentuk pola-pola tertentu, itulah tekstur yang kita lihat. Karena sinar menghasilkan tekstur, karena itu tidak akan tercipta tekstur tanpa lighting. Bagaimana dengan area bayangan yang tidak terkena sinar? Untuk itulah kita perlu mengurangi tekstur di area gelap apabila masih ada ambient light atau menghilangkan sama sekali pada area tanpa cahaya. Ingat, celah-celah tekstur sebenarnya bayangan, jadi jangan membuatnya lebih gelap dari area normal yang paling gelap. Memberikan tekstur dengan cepat dan mudah bisa kita lakukan jika kita mengerti apa yang perlu kita lakukan setelah memilihnya. Setiap tekstur tentunya berbeda, beberapa langsung terlihat bagus, dan beberapa harus dirapikan lagi. Seperti halnya dalam prinsip membuat painting yang dibahas di atas, menambahkan tekstur adalah hal yang mudah, namun untuk membuatnya keliatan keren memerlukan cukup waktu. Mungkin akan memakan banyak waktu, tapi akan memberikan hasil yang cukup berbeda. Bola pertama memiliki tekstur yang flat dengan mode Overlay dan opacity yang rendah, gambar kedua sama namun ditambahkan distorsi. Bandingkan dengan gambar ke-3 yang telah mendapatkan penyesuaian value dan blending. Kesimpulan Pada awal-awal mempelajari painting, masalah timbul dari dorongan untuk mendapatkan hasil bagus dengan sedikit usaha dan dalam waktu yang singkat. Hal ini bukan karena kurangnya skill, namun lebih karena pengetahuan tentang photoshop sebagai media pembuat artwork. Hal tersebut akan membuat artist mencari tools dan trik dan bukannya fokus pada pemecahan masalah yang dihadapi. Kita tidak bisa jadi digital artist suatu hari nanti, hanya bermodal sebuah software grafis. Photoshop hanyalah sebuah alat dengan brush dan warna, dan sangat luar biasa fungsinya. Photoshop hanya akan menghasilkan sesuatu yang kita kuasai. Jika kita ingin membuat sesuatu yang keren dengan photoshop, perlakukan seperti kita menggunakan kanvas digital dengan warna digital. Lupakan tentang tool-tool menggoda seperti filter, brush atau blend mode. Paintinglah seperti kita melakukannya di atas kanvas tradisional. Pelajari teori warna, perspektif, anatomi – semua yang wajib dipelajari oleh “artist normal”. Dengan berjalannya waktu kita akan memahami bagaimana menggunakan tool dalam photoshop untuk mengerjakan semua tugas itu dengan lebih mudah dan cepat – tapi jangan sampai salah jalan dengan mengejar efek yang luar biasa tanpa disertai pemahaman yang baik. Apa yang telah ditulis di sini menitikberatkan pada perkembangan skill tanpa perlu ketergantungan pada solusi yang ditawarkan oleh tool digital. Kesabaran dalam proses adalah kunci utama. Sumber
6Istilah Desain Digital. 1. Dither. Dither merupakan suatu proses yang digunakan dalam mengedit audio dan gambar digital. Dither juga membantu mencegah terjadinya noise yang acak. Proses dalam melakukan dither meliputi rumus matematika sehingga dapat menambahkan noise (baik pada gambar maupun audio) secara disengaja.
kembali lagi bertemu dengan gue orang absurd yang gak pernah ditunggu-tunggu mau update nih site apa nggaknya kasihan diriku. kesempatan kali ini gue akan share gimana acaranya caranya menghidupkan karakter yang sudah kita buat dengan photoshop. Tentunya kalian harus membuat dulu sketch gambar karakter-nya setelah itu di hitamkan dengan pulpen drawing pen, dan alangkah lebih baiknya di scan agar ketajaman pixel dari line nya teroptimalkan. OK karena gue ngak bisa buat pendahuluan yang lebih panjang dari ini kita langsung aja praktek kan aja. Cekidot! First Buat Sketch, Hitamkan dengan drawing pen lalu scan, kita ambil contoh lineart mahakarya gue ya cieelah. Nih pemampakannya Udah-udah jangan kelamaan liatnya gue tau jelek gambar gue. tega lu. hiks. Ok, setelah itu kita buka software edit gambar dalam hal ini gue mengandalkan photoshop CS. Second Kita beri warna dasar pada gambar tersebut seperti contoh berikut Nah, kalo diperhatikan kok kurang realistis dan hidup ya… tenang masih ada step berikutnya kok. Third pertama kitaberi shading pada baju nya terlebih dahulu dengan Burn Tool dan Doodge Tool seperti yang pernah di jelaskan pada postingan gue yang lalu kalo lupa cek di SINI. Oke lanjut pertama karena bajunya warna gelap kita pakai Doodge Tool dengan opsi shadow oke seperti gambar di bawah ini Setelah itu kita juga menggunakan Burn Tool dengan opsi Highlight untuk memberi kesan dark pada karakter seperti gambar dibawah ini Lakukan pada setiap Bagian pada gambar seusai dengan imajinasi anda. yang perlu di ingat adalah shading ini harus berpanutan pada konsep incoming light jadi kita harus memperkirakan dari mana cahaya datang jadi jangan sampai cahaya dari kiri ke kanan tetapi bayangannya malah kanan ke kiri. sungguh tidak logis buat gue. einiwei kalo sudah shadingnya dan kalo masih binggung cara shading mata baca postingan gue sebelumnya di SINI. Tinggal di tambahkan Background dan voila selesai juga hasilnya adalah seperti ini Nah, itu tadi tips sharing singkat dari gue semoga membantu jika masih ada pertanyaan. jangan ragu komen aja. pertanyaan apapun akan gue jawab selama gue bisa jawab. Oh, kalo mau melihat-lihat lagi karya gue bisa kalian cek di oke makasih banget kalo kalian bisa favorite semua gallery gue bacapromo. see yu next share bye~
୨୧️ ┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈ ☁️୨୧Yo minna san konichiwa (ㆁωㆁ)@ Welcome to my Channel deskripsi @Ayok support neka 🐰 ⍣ ೋ My neka bio ⍣ ೋ🌸nama : neka🌸 Lukisan digital cukup rumit. Anda mendapatkan perangkat lunak yang tepat dan hanya itu, Anda bisa mulai melukis. Setiap alat, bahkan alat yang paling kuat, ada dalam jangkauan Anda. Semua warna siap digunakan, tidak perlu pencampuran. Jika Anda baru saja beralih ke Photoshop dari lukisan tradisional, itu tidak terlalu sulit; Anda hanya perlu menemukan rekan-rekan alat favorit Anda. Tetapi jika Anda seorang pemula dalam kedua jenis seni ini, awalnya adalah mimpi buruk — mimpi yang tidak Anda sadari bermimpi! Ketajaman Photoshop didasarkan pada kesederhanaannya yang jelas inilah rangkaian kuas, ini semua warna, inilah penghapusnya, dan ini adalah perintah Urungkan. Anda mulai melukis, terlihat buruk, jadi Anda mencari alat lain untuk membuatnya lebih baik. Dan lihat saja berapa banyak alat yang ada! Anda mencoba semuanya, satu demi satu, dan keajaiban terjadi. Namun, "ajaib" berarti Anda membiarkan Photoshop melukis untuk Anda. Anda tidak memiliki kendali atas hal ini, tetapi masih terlihat lebih baik dari Anda, seorang pemula, akan pernah melakukannya setidaknya, itulah yang Anda percayai. Jadi Anda membiarkan ini terjadi dan menghasilkan banyak gambar dengan harapan bahwa mereka akan berubah menjadi mahakarya satu hari. Seniman digital profesional yang Anda kagumi menggunakan Photoshop untuk menghidupkan visi mereka, tetapi mereka menggunakannya sebagai alat, bukan mesin pembuat karya seni. Apa bedanya? Profesional membayangkan efek dan membuat program melakukannya. Pemula membuat program melakukan sesuatu dan jika mereka puas, mereka tetap mempertahankan efekny. Apakah opsi kedua terdengar akrab? Jika ya, teruskanlah membaca. Dalam artikel ini saya akan menunjukkan kepada Anda bagaimana meningkatkan sepuluh aspek yang berbeda dari alur kerja Anda sehingga Anda menjadi seniman Photoshop yang sadar. Dengan sepuluh kiat sederhana ini, Anda akan memahami kesalahan-kesalahan yang mungkin telah menghalangi Anda untuk waktu yang lama! Catatan masalah yang saya jelaskan berlaku pada situasi ketika artis mencapai efeknya secara tidak sengaja, sementara pergi untuk gaya realistis. Ini bukan kesalahan jika Anda merencanakannya! 1. Ukuran Kanvas Salah Memulai gambar baru adalah permainan anak-anak. Anda masuk ke File > New , atau, jika Anda lebih mahir, gunakan shortcut Control-N. Kelihatannya sangat sederhana sehingga sering diabaikan. Ada tiga aspek untuk masalah ini. 1. Kanvas Terlalu Kecil Sama seperti semua benda terbuat dari atom, setiap lukisan digital terbuat dari piksel. Ini mungkin Anda tahu. Tetapi berapa banyak piksel yang Anda butuhkan untuk membuat lukisan mendetail? 200x200? 400x1000? 9999x9999? Kesalahan pemula yang umum adalah menggunakan ukuran kanvas yang mirip dengan resolusi layar Anda. Masalahnya adalah Anda tidak pernah tahu resolusi apa yang digunakan pemirsa Anda! Katakanlah gambar Anda terlihat di layar Anda seperti pada contoh 1. Ini setinggi mungkin tanpa perlu menggulirnya, dan itu tidak masalah bagi Anda. Itu yang terbesar yang bisa Anda dapatkan pada resolusi Anda, 1024x600. Pengguna dengan resolusi 1280x720 2 dan 1366x768 3 tidak bisa mengeluh. Tetapi perhatikan apa yang terjadi pada pengguna dengan resolusi yang lebih besar — ​​1920x1080 4 dan 1920x1200 5. Secara progresif, gambar mengambil semakin sedikit ruang di layar. Untuk pengguna ini, Anda tidak benar-benar menggunakan semua ketinggian yang Anda bisa! Dan itu bukan hanya masalah "ruang kosong" di sekitar gambar Anda. "Resolusi lebih besar" tidak selalu berarti "layar lebih besar". Ponsel cerdas Anda mungkin memiliki lebih banyak piksel pada layar ringkasnya daripada yang ada pada PC Anda! Hanya melihat Ukuran yang sama, resolusi yang berbeda Ukuran berbeda, resolusi yang sama Apa artinya? Untuk pemirsa selain Anda, gambar yang Anda rencanakan untuk mengisi seluruh layar mungkin terlihat seperti ... ini Tetapi ukuran yang Anda pilih untuk gambar Anda bukan hanya tentang ini. Semakin besar resolusinya, semakin banyak piksel yang dimilikinya. Dalam resolusi yang lebih kecil, mata dapat mengambil 20 piksel, sementara dalam resolusi yang lebih besar mungkin memiliki piksel untuk dirinya sendiri! Bayangkan semua detail rapi yang dapat Anda masukkan ke dalam area yang begitu besar! Berikut adalah trik keren ketika Anda melukis sesuatu yang kecil dalam resolusi besar, tidak peduli seberapa ceroboh itu, ada kemungkinan besar bahwa dari jarak jauh yaitu diperbesar akan terlihat menarik dan disengaja. Cobalah! Resolusi besar memungkinkan Anda memperbesar detail Kanvas Terlalu Besar Apakah ini berarti Anda harus selalu menggunakan resolusi besar untuk memberi Anda lebih banyak kebebasan? Secara teoritis, ya. Dalam prakteknya, itu tidak selalu diperlukan, dan terkadang tidak mungkin. Semakin besar resolusinya, semakin banyak piksel yang dimiliki oleh stroke dasar Anda. Semakin banyak piksel dalam stroke, semakin sulit bagi mesin Anda untuk memprosesnya, terutama ketika datang ke tingkat tekanan dengan Arus variabel. Jadi, itulah argumen praktis yang menentangnya — Anda memerlukan komputer yang kuat untuk menggunakan resolusi besar dengan nyaman. Poin kedua adalah resolusi besar dimaksudkan untuk potongan-potongan yang sangat rinci. Bertentangan dengan kepercayaan pemula yang populer, setiap lukisan tidak harus dirinci. Bahkan ketika Anda ingin melukis secara realistis , Anda dapat dengan aman mengabaikan banyak informasi yang Anda dapatkan dari sebuah foto — apa yang kami lihat dalam kenyataannya tidak pernah tampak seperti foto! Bila Anda menggunakan resolusi yang lebih besar dari yang diperlukan, mungkin akan tergoda untuk menambahkan beberapa detail di sana-sini, hanya karena Anda bisa. Dan ketika Anda melakukannya, tidak ada jalan kembali. Dan ketika Anda melakukannya, tidak ada jalan kembali. Ada banyak tingkat rincian, tetapi bagian tertentu harus menggunakan hanya satu pada satu waktu. Jika Anda ingin membuat bulu yang cepat dan melukis, jangan menghabiskan berjam-jam pada mata dan hidung — itu hanya akan membuat seluruh bagian tampak tidak konsisten dan tidak selesai. 3. Terlalu Besar Ukuran Akhir Katakanlah Anda menemukan resolusi sempurna untuk lukisan Anda. Tidak terlalu besar, atau terlalu kecil — sempurna untuk tingkat detail yang ingin Anda capai. Inilah beberapa ruang untuk kesalahan lain. Resolusi itu adalah ukuran pekerjaan Anda. Mungkin Anda membutuhkan banyak piksel untuk mendapatkan detail mata itu, tetapi detailnya akan terlihat "dari jarak" juga. Mengapa membiarkan mereka melihat detail jahat ini...... jika kau bisa membuat mereka hanya melihat apa yang seharusnya menyimpan file untuk tampilan akhir, ubah ukurannya. Saya tidak akan memberi tahu Anda resolusi yang paling optimal, karena tidak ada. Aturannya adalah semakin rinci bagian, semakin sedikit itu akan hilang ketika disajikan dalam resolusi besar. Semakin "samar" lukisan itu, semakin baik tampilannya ketika disajikan dalam versi kecil. Jika Anda ingin mempelajari lebih lanjut tentang ini, lihat resolusi apa yang digunakan artis favorit Anda saat memposting karya mereka secara online. Satu hal lagi saat mengubah ukuran gambar, periksa algoritme resample mana yang berfungsi paling baik untuk Anda. Beberapa dari mereka mempertajam gambar, yang mungkin atau mungkin tidak diinginkan. 2. Mulai Dengan Latar Belakang Putih Mungkin tampak sepele — apa yang salah dengan latar belakang putih? Itu ... netral, kan? Itu tampak seperti selembar kertas. Masalahnya adalah tidak ada warna "netral". " Transparan" adalah yang paling dekat dengannya, tetapi tidak mungkin untuk melukisnya. Warna adalah warna. Ketika dua dari mereka terjadi, hubungan tertentu muncul dengan sendirinya. Untuk warna putih + A, relasi ini adalah "warna A gelap". Tidak peduli apa niat Anda, Anda mulai dengan warna gelap hanya karena Anda menggunakan latar belakang paling terang! Semuanya gelap dibandingkan dengan itu. Bayangan yang sama mengubah kecerahan relatifnya ketika dilihat pada latar belakang yang berbeda Dalam seni tradisional kami menggunakan latar belakang putih, karena secara teknis lebih mudah untuk menempatkan gelap pada terang daripada sebaliknya. Tetapi tidak ada alasan untuk itu dalam seni digital! Bahkan, Anda bahkan dapat memulai dengan latar belakang hitam, tetapi sama buruknya dengan warna putih bersih. Dalam praktiknya, warna yang paling "netral" yang bisa kita dapatkan adalah 50% abu-abu terang 808080. Mengapa? Warna latar belakang mengubah cara Anda melihat warna lain. Pada latar belakang putih, nuansa gelap akan terlihat terlalu gelap, jadi Anda akan menghindarinya. Pada latar belakang hitam itu akan bekerja sama dengan nuansa terang. Hasilnya pada kedua kasus akan menjadi kontras lemah yang Anda perhatikan setelah Anda mencoba menambahkan beberapa latar belakang lainnya. Inilah buktinya Saya telah memulai gambar ini dengan latar belakang yang terlalu gelap, dan ketika saya ingin menambahkan yang lebih terang, itu tampak menyilaukan! Seniman berpengalaman dapat memulai gambar mereka dengan warna apa pun dan membuat yang terbaik dari itu, tetapi kecuali Anda merasa percaya diri tentang teori warna, selalu mulai dengan sesuatu yang netral — tidak terlalu gelap, atau terlalu terang. 3. Menghindari Kontras Yang Kuat Tentu saja, terkadang persepsi Anda tentang terang dan gelap mungkin terganggu oleh buruknya kualitas layar Anda. Jika Anda menggunakan laptop, Anda mungkin memperhatikan bagaimana kontras berubah ketika Anda melihat gambar Anda dari sudut. Bagaimana Anda dapat mencapai kontras yang tepat yang semua orang anggap pantas, tidak peduli layar apa yang mereka gunakan? Bahkan jika layar Anda bagus, setelah memfokuskan pada gambar untuk waktu yang lama, persepsi Anda juga tidak terganggu. Jika Anda mengubah gradasi sedikit demi sedikit, kontras itu mungkin tampak bagus hanya karena lebih baik daripada lima langkah sebelumnya. Objek di bawah ini mungkin terlihat bagus ... .... sampai Anda membandingkannya dengan objek dengan kontras yang lebih kuat. Dan siapa yang tahu, mungkin jika Anda membandingkan yang lainnya dengan yang lain, kontras yang dirasakannya akan otomatis turun? Photoshop memiliki alat yang membantu dalam situasi ini. Ini disebut Tingkat, dan sebenarnya itu adalah histogram — ini menunjukkan kepada Anda berapa banyak bayangan di gambar itu. Anda dapat membuka jendela ini dengan masuk ke Image > Adjustments > Levels atau dengan menggunakan shortcut Control-L. Bagaimana cara kerjanya? Lihatlah keempat sampel ini Jumlah yang hampir sama dengan putih, hitam, dan midtones Black and dark midtones saja White dan light midtones saja Hanya hitam dan putih, hampir tidak ada midtones Bisakah kamu membacanya dari histogram? Anda dapat memodifikasi level dengan menyeret slider. Meskipun mengurangi jumlah warna umum, ini membantu menempatkannya di tempat yang benar dalam histogram. Histogram menunjukkan kepada kita ada banyak midtones di objek kami, tetapi ada juga kekurangan yang terlihat dari area gelap dan terang. Tidak peduli apa yang kita lihat, itulah yang dikatakan komputer! Meskipun tidak ada satu resep sempurna untuk level semuanya tergantung pada pencahayaan adegan Anda, total kekurangan area gelap dan terang adalah pertanda buruk. Lihat saja apa yang terjadi ketika kita memindahkan slider ke tengah! Kontrasnya telah berubah dengan baik, tetapi pencampuran telah mengalaminya — itu karena kami memiliki lebih sedikit nada tengah sekarang. Tetapi tidak sulit untuk memperbaikinya secara manual!Apakah ada cara untuk menggunakan nuansa yang tepat dari awal, sehingga semua ini tidak perlu? Ya, dan itu benar-benar akan membawa Anda kurang waktu daripada biasanya! Solusinya adalah menggunakan warna yang lebih sedikit — yang gelap, yang terang, midtone, dan sedikit hitam dan putih. Untuk melakukannya dalam praktik, sebelum memulai gambar, rencanakan pencahayaan Anda di sebuah bola Gambar lingkaran dan isi dengan warna gelap hitam tidak disarankan. Tambahkan midtone. Tambahkan warna paling terang putih tidak disarankan. Tambahkan satu atau dua midtones di antaranya. Tambahkan sejumput hitam dan putih. Apakah Anda melihat di mana semua bagian ini terletak pada histogram? Ketika kami menggabungkannya, inilah yang muncul. Gunakan lingkup ini sebagai sekumpulan swatch untuk objek Anda, arsir dengan cara yang sama — bayangan paling gelap, midtone, cahaya paling terang, lebih banyak midtones, celah-celah paling gelap, dan highlight paling terang. Maka Anda bisa memadukan semuanya! Jika Anda memadukan bola, Anda akan mendapatkan histogram yang sangat bagus dengan banyak midtones! Satu hal terakhir. Jika Anda membandingkan kedua kepala ini sekali lagi, satu dengan kontras yang tepat dari awal, dan yang dikoreksi, Anda akan melihat perbedaannya. Itulah mengapa kontras yang meningkat tidak dapat benar-benar memperbaiki adegan Anda jika Anda belum mempertimbangkan nilai dari awal — setiap materi memiliki berbagai nuansa. Misalnya, bagian paling gelap dari permukaan putih akan jauh lebih terang daripada bagian paling gelap dari permukaan hitam. Ini berarti Anda harus mempersiapkan banyak bidang karena ada berbagai materi di tempat Anda. Ingat objek cahaya yang diarsir dengan nuansa gelap sama salahnya dengan objek gelap yang diarsir dengan nuansa cahaya! 4. Menggunakan Kuas Terlalu Rumit dan Terlalu Besar Ketika Anda membandingkan kuas tradisional dengan Photoshop, perbedaannya sangat mencolok sehingga Anda mungkin bertanya-tanya mengapa mereka berbagi nama yang sama. Setelah semua, kuas klasik membiarkan Anda melukis hanya stroke kurang lebih kacau, sedangkan yang digital membuat karya seni sendiri. Dan inilah tangkapannya. Jika mereka menciptakan sesuatu sendiri, Anda menyerahkan kendali Anda. Seniman profesional menggunakan goresan sederhana sepanjang waktu, mendukung diri mereka sendiri dengan yang lebih rumit dari waktu ke waktu. Menggunakan kuas yang rumit setiap hari tidak hanya membuat Anda malas — tetapi juga membuat Anda berhenti belajar cara mencapai efek sendiri, karena tidak perlu! Ketika memulai petualangan Anda dengan lukisan digital, itu wajar untuk mencari cara untuk maju secepat mungkin. Anda menginginkan hasil, di sini dan saat ini. Brushes kustom adalah jawaban untuk itu. Anda menginginkan fur — inilah fur brush; Anda menginginkan scales — inilah scale brush. Anda tidak bisa melukis sesuatu — mengunduh alat yang bisa. Anda tidak bisa melukis sesuatu — mengunduh alat yang bisa. Masalahnya terjadi ketika Anda menggunakannya sebagai dasar "keterampilan" Anda. Anda benar-benar menghabiskan waktu mencoba memahami cara melukis bulu dengan cepat, Anda akan mengerti bahwa itu tidak benar-benar terbuat dari rambut tunggal yang perlu Anda cat satu demi satu. Anda akan belajar bahwa visi sesuatu dalam pikiran kita sering tidak konsisten dengan kenyataan. Anda akan belajar cara melihat dan cara membuat apa yang Anda lihat, bukan apa yang Anda pikir Anda lihat. Sebaliknya, Anda menyerah setelah menghabiskan setengah jam untuk mengecat rambut tunggal dan mencari kuas yang akan melakukannya untuk Anda. Anda menemukannya, Anda senang, Anda siap untuk melanjutkan. Sangat mudah untuk menjadi kecanduan, dan Anda berhenti belajar sama sekali — Anda lebih suka mengunduh semua trik, jika memungkinkan. Tapi bagaimana seniman tradisional mengatasinya? Mereka tidak benar-benar memiliki berbagai macam kuas. Bagaimana mereka melukis fur? Jawabannya sederhana — cara yang sama dengan Anda jika brushes kustom tidak ada. Jika Anda ingin meningkatkan, jika Anda ingin mengalahkan kutukan pemula ini, buang semak-semak rumit untuk sementara waktu. Pilih satu set sederhana, misalnya yang ini , dan pelajari cara membuat yang terbaik. Jangan mencari jalan pintas ketika itu menjadi sulit. Bertarunglah dengan itu, dan Anda akan mendapatkan pengalaman yang tak ternilai daripada trik murahan. Tidak ada "fur brush" yang digunakan di siniTerlalu Besar Kesalahan umum lainnya yang terkait dengan brushes menggunakan sapuan terlalu besar. Sekali lagi, berdasarkan ketidaksabaran. Aturannya adalah 80% pekerjaan membutuhkan 20% dari waktu yang dihabiskan untuk itu, yang berarti Anda harus menghabiskan 80% waktu kerja untuk menyelesaikan karya seni Anda. Jika Anda membuat sketsa, dasar, warna datar, dan bayangan sederhana dalam dua jam, masih ada delapan jam tersisa. Selain itu, selama delapan jam ini Anda akan melihat lebih sedikit kemajuan daripada dua yang pertama. Bagaimana mengecilkan itu? Anda dapat dengan jelas melihatnya dalam proses potongan-potongan yang terkadang ditampilkan kepada publik, seperti ini. Langkah pertama sangat besar — ​​sesuatu dari ketiadaan diciptakan. Dan kemudian melambat. Anda hampir tidak dapat melihat perbedaan antara beberapa langkah terakhir, namun perbedaan halus itu mungkin membutuhkan waktu lebih lama daripada sebelumnya! Pada titik mana Anda akan berhenti?Ini masalahnya. Ketika gambar Anda hampir selesai, Anda merasakan dorongan untuk menyelesaikannya dan melihatnya sudah selesai. Tetapi ini adalah saat ketika Anda benar-benar harus mulai ! Saya ingat pernah membaca komentar di bawah salah satu proses pengecatan ini "Saya akan berhenti di Langkah 4" [dari 10]. Dan itulah perbedaan antara pemula dan profesional! Karena bagian lain dari aturan itu adalah yang terakhir, lambat dan halus 20% dari pekerjaan berkontribusi hingga 80% dari efek akhir. Solusinya sederhana. Anda seharusnya tidak pernah menyelesaikan gambar Anda dengan goresan besar kecuali itu adalah speedpainting. Mereka disediakan untuk awal, untuk itu 20% waktu. Gunakan mereka untuk memblokir bentuk, untuk menentukan pencahayaan, untuk menambahkan potongan warna yang besar. kemudian secara bertahap menjadi lebih kecil, perbesar, bersihkan, tambahkan detailnya. Anda akan melihat Anda menyelesaikan ketika Anda bekerja dengan brush yang sangat kecil dalam jarak dekat yang sangat besar. Secara umum, semakin banyak tempat di gambar Anda yang Anda sentuh dengan brush Anda dan semakin Anda mengubahnya, misalnya menambahkan sedikit perbedaan dalam kecerahan atau hue dengan setiap stroke kecil, tampilan yang lebih halus akan terlihat. Ada sisi terang dari peraturan ini. Karena 80% dari potongan itu tidak berkontribusi banyak pada efek akhir, tidak perlu terlalu fokus padanya. Mulailah lukisan Anda dengan cepat, longgar, dan simpan semua upaya Anda untuk nanti. Ingat tidak setiap lukisan harus diselesaikan hanya karena Anda memulainya. Dengan membuang sesuatu yang tidak Anda percayai, Anda menghemat waktu empat kali lebih banyak daripada yang sudah Anda sia-siakan! 5. Menggunakan Terlalu Banyak Warna Seniman tradisional tidak memiliki banyak warna yang siap digunakan. Mereka harus belajar cara membuatnya, cara mencampurnya untuk mendapatkan efek yang mereka inginkan. Ketidaknyamanan ini sebenarnya merupakan berkah. Mereka tidak punya pilihan selain belajar tentang teori warna. Anda, sebagai pemula digital, memiliki semua warna yang mungkin dalam jangkauan Anda. Dan itu kutukan! Kami tidak memahami warna secara intuitif. Tidak perlu dalam kehidupan sehari-hari kita. Tetapi sebagai seorang seniman, Anda harus benar-benar mengubah perspektif Anda. Anda tidak bisa mengandalkan intuisi lagi, karena itu bekerja buruk dalam topik ini. Anda harus berhenti memikirkan warna seperti yang Anda ketahui, dan memahami konsep Hue, Saturation, Brightness , dan Value . Warna tidak ada pada mereka sendiri. Mereka didasarkan pada hubungan. Misalnya, jika Anda ingin membuat warna lebih terang, Anda dapat meningkatkan kecerahannya, atau mengurangi kecerahan latar belakang. Merah, yang disebut warna hangat, menjadi hangat atau dingin tergantung pada apa yang tetangganya. Bahkan saturasi berubah karena hubungan! Bahkan rona warna dapat berubah tergantung pada lingkungannya. Dan pengetahuan ini sangat penting untuk melukis, tidak hanya untuk desain, seperti yang Anda pikirkan! Seorang pemula tidak menyadari semua ini dipenuhi sketsa mereka seluruh rangkaian acak warna. Mereka memilih sebuah biru, kemudian tambahkan sebuah hijau, tanpa petunjuk mereka memilih mereka dari ribuan warna lain dengan rona kebiruan dan kehijauan, dan bahwa mereka semua memiliki semacam kekuatan! Beginilah cara seorang pemula melihat warna Blues Muddy blues Grey Blacks Tapi ... kenapa kita punya banyak sekali warna, jika tidak berguna? Jawabannya adalah mereka tidak. Anda hanya perlu memahami dari mana mereka berasal dan apa artinya. Mari kita lihat pemilih warna yang sama seperti yang dilihat oleh seorang profesional Blues Desaturated Saturated blues Bright blues Dark blues Terlihat rumit? Mungkin, tapi itu bukan alasan untuk mengabaikannya! Jika terlalu berlebihan, tetaplah menggunakan grayscale untuk sementara waktu. Pahami masalah pencahayaan, bayangan, dan pencampuran, dan Anda akan mendapatkan dasar yang kuat untuk masa depan. Lebih lanjut, warna atau lebih tepatnya warna adalah lapisan gula pada kue yang disebut karya seni Anda. Mereka bisa membuatnya lebih manis, tetapi mereka tidak bisa menjadi dasar. Tidak ada jumlah icing membuat kue buruk baik! Dan jika Anda memutuskan untuk memulai kursus warna Anda, cobalah artikel ini untuk memulai Tingkatkan Karya Anda dengan Belajar Melihat Cahaya dan Bayangan Fundamental Warna Shading Fundamental Warna Warna Lanjutan Rahasia Lukisan Realistik Cara Menguasai Nilai 6. Memilih Warna Langsung Dari Referensi Sulit untuk melawan godaan ini, begitu beratnya sehingga membuat Anda menangis. Saya tahu itu dengan baik Namun, jika Anda ingin benar-benar belajar melukis digital, Anda tidak boleh menggunakan Perangkat pipet untuk meminjam warna dari referensi. Mengapa ini sangat penting? Pemula biasanya menggunakan orange rendah/merah muda untuk kulit. Tampaknya sudah jelas, tetapi efeknya jauh dari alam. Jika Anda menggunakan referensi, meskipun ... itu cerita yang berbeda! Hampir setiap piksel memiliki warna yang berbeda, tidak hanya merah muda — Anda dapat menemukan warna merah, kuning, jeruk, bahkan ungu dingin, hijau, dan biru. Kejenuhan dan kecerahan berubah sepanjang waktu, dan tetap saja, efek akhir tidak menyerupai kekacauan. Saat Anda memilih warna dari referensi, gambar Anda sendiri mendapatkan kehidupan baru. Masalahnya tidak begitu berbeda dari penelusuran. Dalam hasil penelusuran Anda mendapatkan garis-garis yang tidak bisa Anda ulangi, dan ketika memilih warna, Anda mendapatkan bayangan yang indah yang juga tidak bisa Anda ulangi. Efeknya luar biasa — tetapi Anda tidak dapat dikreditkan untuk itu. Ada hal lain lagi. Memilih warna menghentikan kemajuan Anda. Anda "membeli" set warna alih-alih belajar cara membuatnya sendiri. Anda punya roda warna dengan semua slider; setiap warna yang Anda pilih dapat diciptakan kembali oleh Anda sendiri. Tetapi Anda masih memutuskan untuk menggunakan yang sudah dibuat — cepat dan efektif, tetapi Anda tahu apa yang lebih cepat dan lebih efektif? Mengambil foto. Untuk menjadi independen dari referensi suatu hari, Anda perlu belajar untuk melihat warna. Lihatlah benda apa pun di dekat Anda — apa warna, kecerahan, saturasinya? Sangat sulit untuk mengatakannya, bukan? Tetapi jika Anda terus memilih warna menggunakan Perangkat pipet, Anda tidak akan pernah mempelajarinya. Anda tidak dapat memulai balapan dengan roda latihan Anda masih menyala. Semua penelitian ini dilukis oleh saya dari referensi, tetapi tanpa menggunakan Alat Eyedropper. Sebagai pemula, mulailah dengan hal-hal yang lebih sederhana — semakin sedikit warna semakin baik 7. Menambahkan Warna ke Skala Abu-Abu Tanpa Nilai Yang Tepat Saya melukis gambar ini pada tahun 2011. Ini tentunya adegan yang menyenangkan, menghangatkan hati, dan saya masih menyukainya. Saya ingat saya melukisnya dalam skala abu-abu dan kemudian menambahkan warna menggunakan mungkin beberapa Blend Mode Color, Multiply, Overlay. Saya ingat mengalami masalah yang menyebalkan ini bagaimana cara mendapatkan warna kuning yang tepat ketika melukis di atas skala abu-abu? Saya tidak memiliki file asli lagi, tapi ini adalah bagaimana versi grayscale tampak, mungkin. Perhatikan bahwa kedua area hijau dan kuning sama-sama gelap. Ini tidak benar dalam kenyataan! Ketika saya masih pemula seperti Anda, saya percaya bahwa cahaya membuat semua warna lebih cerah, dan bayangan membuat mereka lebih gelap. Itu sebabnya lukisan dalam skala abu-abu tampak begitu nyaman. Saya bisa fokus pada bayangan, dan menambahkan warna nanti. Sayangnya, trik ini tidak berhasil, dan butuh waktu lama terutama karena saya tidak benar-benar mencoba untuk memahami alasannya. Jawaban sederhananya adalah warna yang berbeda memiliki kecerahan berbeda yang independen dari pencahayaan. Ketika Anda mengabaikannya, Anda mendapatkan warna berlumpur sebagai hasilnya. Warna yang Anda tambahkan langsung ke gambar dalam skala abu-abu tidak memiliki bagian penting. Jika Anda ingin mempelajari lebih lanjut tentang hal itu, saya telah menulis tutorial yang rumit tentang topik nilai. Kedua kepala memiliki warna yang sama diterapkan dengan mode Warna. Perhatikan itu bukan lapisan pewarna, tetapi apa yang di bawahnya itu penting 8. Shading Dengan Dodge dan Burn Tools The Dodge dan Burn Tools adalah salah satu favorit pemula. Mereka sangat cocok dengan keyakinan bahwa Photoshop adalah "program lukisan". Anda hanya perlu memilih warna dasar, lalu pilih area yang ingin Anda teduh. Sisanya dikendalikan oleh algoritma canggih, bukan oleh Anda, dan itu hebat, karena Anda tidak akan tahu apa yang harus dilakukan. Namun, itu tidak semudah itu. Alat-alat ini tidak sepenuhnya tidak berguna, tetapi ketika Anda seorang pemula, lebih baik untuk menjauh dari mereka. Mereka bukan "alat shading". Alat Dodge tidak sama dengan "add light", dan Burn Tool tidak sama dengan "add shadow", juga. Masalahnya adalah mereka cocok dengan visi seorang pemula tentang bayangan begitu rapi sehingga sulit untuk mengatasi godaan. Masalahnya bukan terletak pada alat, tetapi dalam kesalahpahaman tentang bayangan itu sendiri. Pemula sering berpikir bahwa objek memiliki beberapa warna, dan warna ini menjadi lebih gelap dalam bayang-bayang, dan lebih terang dalam cahaya. Tidak sesederhana itu. Ini dapat bekerja dengan baik untuk cell-shading, atau untuk tujuan kartun, tetapi bahkan di sana ini hanyalah sebuah jalan pintas. Jika "jenis" berfungsi, mengapa tidak menggunakannya saja? Ini adalah teknik lain yang menghalangi kemajuan Anda. Saat menggunakannya, Anda bahkan tidak menyadari apa yang Anda lewatkan. Shading adalah masalah yang kompleks, dan Anda membatasi ke aturan "gelap-terang", karena itu mudah. Photoshop di sini bekerja untuk Anda, bukan Anda. Jangan biarkan itu menghentikanmu belajar. Ini meratakan objek yang diarsir. Tidak peduli berapa banyak tekstur yang Anda tambahkan setelah itu, ia bekerja seperti brush besar - yang berarti Anda dapat memulai gambar dengannya, tetapi tidak pernah menyelesaikannya dengan cara ini. Ini salah mengartikan warna; mereka harus bergantung pada lingkungan cahaya langsung, cahaya ambient, tetapi baik Dodge Tool maupun Burn Tool tidak tahu apa-apa tentang latar belakang yang Anda gunakan. Mereka menaungi semuanya dengan cara yang sama! Ada perbedaan satu tahun di antara potongan-potongan ini. Yang pertama diarsir dengan duo Dodge & Bakar, yang lainnya dengan pemahaman warna. Shading With Black and White Perpanjangan teknik ini adalah shading dengan menggunakan putih untuk cahaya dan hitam untuk bayangan. Ini berasal dari keyakinan bahwa setiap warna dimulai sebagai hitam dalam bayangan dan berakhir sebagai putih dalam cahaya. Meskipun mungkin benar untuk foto yang terlalu banyak atau kurang terang, seharusnya tidak menjadi aturan yang digunakan dalam lukisan. Kita semua mencari aturan sederhana, sesuatu yang mudah diingat dan digunakan. Tapi itu tidak berarti kita harus menemukan aturan sederhana yang tidak ada hubungannya dengan kenyataan, seperti "tambahkan putih untuk membuatnya lebih terang, tambahkan hitam agar lebih gelap". Yang ini hanya berlaku untuk skala abu-abu! Jika Anda ingin mempelajari aturan apa yang dapat Anda gunakan untuk berbayang dengan warna, lihat artikel ini. Shading Unvaried Ketika Anda mengatasi masalah sebelumnya, Anda mungkin jatuh ke yang lain. Katakanlah Anda telah memilih warna oranye sebagai warna dasar untuk karakter Anda. Anda memutuskan bahwa sumber cahaya akan menjadi kuning, dan cahaya ambient akan menjadi biru langit. Menurut ini, Anda menggeser rona warna dasar menjadi kuning dalam cahaya dan biru dalam bayangan, dan itu saja. Itu membuat bayangan jauh lebih menarik daripada jika Anda menggunakan hitam dan putih, tetapi itu masih merupakan jalan pintas yang tidak selalu mengarah pada hasil yang diinginkan. Kenapa ini pintas? Dengan menciptakan hanya tiga nuansa dasar untuk objek Anda, Anda secara otomatis menempatkannya di lingkungan buatan, di mana semuanya memantulkan cahaya dengan cara yang 100% dapat diprediksi. Kenyataannya, cahaya terus menerus memantul segala sesuatu di sekitar, termasuk "bukit dan lembah" objek 3D Anda. 0leh karena itu, shading jarang dapat dibatasi hingga dua atau tiga warna. Warna biru langit dapat membuat bayangan pada objek berwarna biru, tetapi di beberapa celah lain mereka mungkin terlihat kehijauan karena cahaya yang dipantulkan dari grass. Selain itu, beberapa bayangan mungkin sebenarnya terang dan jenuh karena cahaya yang datang melalui rintangan ke dalam "bayangan" lihat subsurface scattering. Jika Anda memperhitungkan hal ini dan memutuskan untuk menggunakan sumber cahaya tidak langsung untuk membuat bayangan lebih bervariasi, Anda akan dipaksa untuk melukis dengan lebih hati-hati — dan itu hebat! Anda tidak dapat menggunakan brush besar di sini, karena akan mencampur warna dan Anda akan kehilangannya sebagai hasilnya. Dan small brush berarti Anda membuat tekstur dengan cepat! 9. Blending Dengan Soft Brush Ada dua metode utama yang digunakan pemula untuk membaurkan nuansa, keduanya dirancang untuk efek cepat Memadukan dengan soft brush Blending dengan Smudge / Blur Tool Seperti yang telah kita pelajari, efek cepat sering berarti mereka berada di luar kendali kita. Dalam hal ini, pencampuran dengan goresan besar akan meratakan objek dan membuatnya halus secara alami. Bahkan jika Anda menambahkan tekstur foto setelahnya, tidak akan mengambil efek "plastik" itu. Sekali lagi, metode ini mungkin baik hanya untuk tahap awal itu. Jika Anda ingin mendapatkan tekstur halus yang bagus yang baik untuk sebagian besar bahan alami, gunakan brush yang lebih keras dengan Aliran yang dikendalikan oleh tekanan pena semakin keras Anda mendorong, semakin padat stroke. Jenis kuas ini memungkinkan Anda mengontrol jumlah warna yang ingin Anda gunakan. Berkat atribut ini, Anda tidak perlu membaurkan batas antara dua warna. Anda hanya mulai dengan warna dasar dan menutupinya dengan ringan dengan yang lain. Kemudian Anda dapat menambahkan lapisan lain dengan warna yang sama, membuatnya lebih padat. Jika Anda ingin membuatnya lebih halus, cukup pilih warna di suatu tempat di antara dan cat ringan di atas perbatasan. Untuk tekstur yang lebih kuat, gunakan kuas bertekstur dengan tepi kasar. Menurut aturan 80-20, jangan repot-repot memadukan pada fase pertama. Gunakan kuas besar, dan buat tepinya jelas, menciptakan bayangan yang berlebihan. Kemudian Anda dapat menggunakan brush yang lebih kecil dan bertekstur untuk menyatukan tepi. Tidak ada Smudge Tool, tidak ada brush yang lembut, hanya Eyedropper Tool dan brush keras Anda dengan Flow variabel . Ingat pencampuran tergantung pada tekstur permukaan, jadi Anda tidak dapat menggunakan cara pencampuran yang sama untuk setiap materi! 10. Menggunakan Tekstur 2D untuk Bentuk 3D Tekstur foto adalah pilihan terakhir bagi pemula, ketika objek secara teoritis selesai, diwarnai dan diarsir, tetapi masih terlihat seperti mainan plastik. Namun, tekstur itu sendiri mungkin membuatnya lebih buruk. Katakanlah kita ingin menambahkan tekstur ke kucing besar ini. Objek harus diarsir sebelum menambahkan tekstur. Bagian yang sulit adalah tidak perlu menjadi naungan lengkap. Metode pencampuran tergantung pada teksturnya — jika Anda memadukan tanpa memiliki tekstur apa pun, Anda akan mendapatkan pencampuran non-tekstur permukaan halus. Anda dapat mengunduh tekstur dari Internet, atau menggunakan salah satu pola Photoshop — ada banyak di antaranya di set default. Ini adalah pola favorit saya untuk skala, Layar Pintu terbalik. Jika Anda mengubah Blend Mode dari tekstur ke Overlay , Anda akan melihatnya diterapkan ke shading. Namun, perhatikan bahwa beberapa bagian telah menjadi lebih cerah. Anda mungkin suka jika shading tidak dilakukan dengan benar, tetapi itu adalah kasus lain untuk melepaskan kontrol. Dalam banyak kasus, kami tidak ingin tekstur untuk membuat versi shadingnya sendiri. Sementara mode Overlay bukan solusi terbaik, ini memungkinkan Anda melihat bagaimana tekstur terlihat pada objek. Sekarang, bagian yang paling penting dan terlewatkan. Jika objek ini dimaksudkan untuk menjadi 3D, itu tidak bisa ditutupi dengan baik dengan tekstur 2D. Kita perlu menyesuaikan bentuknya dengan bentuk yang dicakupnya. Ada tiga cara utama untuk melakukan ini — bereksperimen dan temukan favorit Anda The Free Transform Tool Control-T di Warp modus Filter > Liquify Edit > Wayang Warp Untuk bulatan lebih baik menggunakan Filter > Distort > SpherizeSebelum menggunakan Puppet Warp Setelah menggunakan Puppet Warp Mode Overlay mencerahkan bagian-bagian lapisan yang ditutupi dengan area putih tekstur. Kita bisa menggunakan Multiply sebagai gantinya itu membuat area putih transparan, tetapi itu akan membuat nada gradual abu lebih gelap dari yang diperlukan. Ada alat lain yang sempurna untuk menyesuaikan transparansi tekstur. Klik dua kali layer dan bermain dengan Blend Jika slider. Singkatnya, Anda dapat menyesuaikan transparansi putih dan hitam dengan mereka. Tekan Alt untuk "break" slider dan mendapatkan efek yang lebih bertahap Kita perlu memahami apa sebenarnya tekstur itu. Ini bukan "pola kasar" ditempatkan tepat pada objek. Sebenarnya, kekasaran permukaan. Ketika cahaya menyentuh permukaan yang halus, itu tercermin secara merata. Jika permukaannya kasar, yaitu terbuat dari gundukan dan celah kecil, cahaya yang menerpanya akan menciptakan satu set bayangan kecil. Dan itulah tekstur yang kita lihat. Fakta lain dapat berasal dari ini. Jika cahaya yang menciptakan tekstur terlihat, tidak ada tekstur tanpa cahaya. Dan apa bayangan, jika tidak kekurangan cahaya? Oleh karena itu, kita perlu mengurangi tekstur di area gelap jika ada cahaya ambient, atau menghapusnya sama sekali tidak ada cahaya, tidak ada tekstur. Anda dapat menggunakan Layer Mask untuk itu, atau bermain dengan Blend If sliders baris kedua. Perlu diingat bahwa celah tekstur sebenarnya adalah bayangan, jadi seharusnya tidak lebih gelap dari area bayangan "normal". Menerapkan tekstur cepat dan mudah setelah Anda tahu tindakan apa yang harus diambil setelah memilih salah satu. Namun, ini bukanlah akhirnya. Setiap tekstur berbeda, dan sementara beberapa dari mereka akan terlihat bagus ketika diterapkan secara langsung, sebagian besar membutuhkan lebih banyak pekerjaan. Sekali lagi, aturan 80-20 berlaku di sini. Menambahkan tekstur itu mudah, tetapi membuatnya berfungsi adalah yang membutuhkan waktu paling lama. Dalam contoh saya, saya telah memadukan tepi bayangan dengan skala individu. Hal-hal seperti ini sangat memakan waktu, tetapi mereka mengubah segalanya! Lingkup pertama memiliki tekstur datar dalam mode Overlay dengan Opacity lebih rendah, untuk membuatnya kurang jelas;yang kedua sama, tetapi dengan distorsi diterapkan. Bandingkan dengan yang terakhir, dengan nilai Blend Jika kustom dan pencampuran yang disesuaikan secara manual Kesimpulan Seperti yang kita ketahui, sebagian besar masalah pemula berasal dari dorongan untuk mencapai hal-hal besar dengan mudah, secepat mungkin. Jadi ini bukan tentang kurangnya keterampilan — melainkan, keyakinan mendalam bahwa Photoshop adalah program pembuatan seni. Itu mengarah pada pencarian alat dan trik secara konstan, alih-alih berusaha memahami dan memecahkan masalah. Anda tidak dapat menjadi artis digital dalam satu hari, hanya karena Anda telah membeli perangkat lunak grafis canggih. Photoshop hanyalah sebuah alat — lebih nyaman digunakan daripada pigmen dan brushes, tetapi itu tetap sebuah alat. Itu tidak bisa melakukan lebih dari yang Anda inginkan! Jika Anda ingin memanfaatkannya sebaik mungkin, perlakukan itu sebagai kanvas digital dengan warna digital. Lupakan semua alat mewah, filter, kuas, atau Blend Mode ini. Cukup seperti yang Anda lakukan pada kanvas nyata. Pelajari teori warna, perspektif, anatomi - semua hal yang harus diterbitkan oleh seniman "normal". Seiring waktu, Anda akan memahami cara menggunakan alat Photoshop untuk melakukan hal yang sama dengan lebih mudah dan lebih cepat — tetapi jangan meletakkan kereta di depan kuda dengan mencoba mendapatkan efek hebat tanpa memahaminya. Kesabaran adalah kuncinya!
Banyakprogram editing gambar memungkinkan Anda untuk mengkonversi gambar warna menjadi hitam dan putih, atau grayscale. Proses ini akan menghapus semua informasi warna, hanya menyisakan luminance dari setiap pixel.
shading shā′dĭng A screening against light or The lines or other marks used to fill in outlines of a sketch, engraving, or painting to represent gradations of color or A small variation, gradation, or Heritage Dictionary of the English Language, Fifth Edition. Copyright © 2016 by Houghton Mifflin Harcourt Publishing Company. Published by Houghton Mifflin Harcourt Publishing Company. All rights ˈʃeɪdɪŋ n Art Terms the graded areas of tone, lines, dots, etc, indicating light and dark in a painting or drawingCollins English Dictionary – Complete and Unabridged, 12th Edition 2014 © HarperCollins Publishers 1991, 1994, 1998, 2000, 2003, 2006, 2007, 2009, 2011, 2014shad•ing ˈʃeɪ dɪŋ n. 1. a slight variation or difference of color, character, etc. 2. the representation of the different values of color or light and dark in a painting or drawing. [1605–15] Random House Kernerman Webster's College Dictionary, © 2010 K Dictionaries Ltd. Copyright 2005, 1997, 1991 by Random House, Inc. All rights reserved. ThesaurusAntonymsRelated WordsSynonymsLegend - graded markings that indicate light or shaded areas in a drawing or - a gradation involving small or imperceptible differences between gradesBased on WordNet Farlex clipart collection. © 2003-2012 Princeton University, Farlex Inc. Translationsتَدَرُّج الألوان، حَجْب، سَتْر، تَظْليلstínyskraveringárnyékolásskyggingtienegölgelen meshading [ˈʃeɪdɪŋ] N2. fig [of meaning] → matiz mCollins Spanish Dictionary - Complete and Unabridged 8th Edition 2005 © William Collins Sons & Co. Ltd. 1971, 1988 © HarperCollins Publishers 1992, 1993, 1996, 1997, 2000, 2003, 2005shading [ˈʃeɪdɪŋ] n = area coloured darker → ombres fpl = material providing shade → filets mpl d'ombrageCollins English/French Electronic Resource. © HarperCollins Publishers 2005shading Collins German Dictionary – Complete and Unabridged 7th Edition 2005. © William Collins Sons & Co. Ltd. 1980 © HarperCollins Publishers 1991, 1997, 1999, 2004, 2005, 2007Collins Italian Dictionary 1st Edition © HarperCollins Publishers 1995shade ʃeid noun1. slight darkness caused by the blocking of some light. I prefer to sit in the shade rather than the the dark parts of a picture. light and shade in a something that screens or shelters from light or heat. a large sunshade; a shade for a a variety of a colour; a slight difference. a pretty shade of green; shades of a slight amount. The weather is a shade better today. verb1. sometimes with from to shelter from light or heat. He put up his hand to shade his to make darker. You should shade the foreground of that with into to change very gradually eg from one colour to another. ˈshaded adjective of parts of a picture made darker. shades noun plural especially American sunglasses. ˈshading noun in a picture etc the marking that shows the darker parts. ˈshady adjective1. sheltered or giving shelter from heat or light. a shady tree; a shady corner of the dishonest. a shady nounput in the shade to cause to seem unimportant. She is so beautiful that she puts her sister in the English Multilingual Dictionary © 2006-2013 K Dictionaries Ltd.
Pastikananda menggambar anatominya dengan tepat. Anda tidak perlu menggambarnya dengansempurna karena ini akan dihapus nantinya. 2. Menambahkan karakter ke pose Ubah opacity dari layer pose ke 10%-20% kemudian tambahkan layer baru di atasnya. Sekarang mulai menggambar karakter yang diinginkan mengikuti pose yang sudah anda buat. Kamu lebih suka teknik coloring digital pakai Photoshop, Krita, Medibang, Ibis Paint, atau yang mana nih gaes? Lalu gimana pengalaman pertama kamu menggunakan pentab? Kalau Mimin sih pakainya Krita Animation Studio. Maklumin aja ya, Mimin anak gratisan hehew. Jadi, carinya software yang Open Source. Hehe. Sedangkan untuk pentabnya sendiri, Mimin lebih memilih memberi Huion H430p. Yah, menyesuaikan badget semasa sekolah dulu gaes. heheh. Nah, setelah mulai mencoba, kadang kamu bingung kan memilih teknik yang sesuai dengan style gambarmu? Kali Mimin akan lampirkan beberapa gambar tekait Cell Shade teknik-pewarnaan-cel-shade Yang pertama akan kita bahas yaitu teknik Cel Shade. Udah tahu belum teknik yang satu ini? Sangat marak digunakan oleh para komikus lho. Merupakan nama lain dari teknik pewarnaan vektor. Teknik mewarnai ini termasuk dalam kategori simpel karena sering digunakan untuk kartun dan anime. Teknik pewarnaan ini biasanya hanya membutuhkan 3 hal, yakni.. Pages 1 2 3 Honk314 Februari 2016 06.21. Bagus min Mikasa ;) Balas. Hapus. Balasan. Balas. Aldian 18 Februari 2016 15.02. Keren. Mimin Buat tutor baru min. Cara buat background manga di tol sai paint. 2pxZ.
  • dtj7w0rkpa.pages.dev/184
  • dtj7w0rkpa.pages.dev/144
  • dtj7w0rkpa.pages.dev/335
  • dtj7w0rkpa.pages.dev/63
  • dtj7w0rkpa.pages.dev/330
  • dtj7w0rkpa.pages.dev/109
  • dtj7w0rkpa.pages.dev/115
  • dtj7w0rkpa.pages.dev/212
  • dtj7w0rkpa.pages.dev/67
  • cara shading gambar digital